Aku tak tahu persis apa sebabnya, karena sakit jenis ini tak begitu kuketahui dengan pasti. Apakah disebabkan karena infeksi di dalam gendang telinga, atau hanyalah sekedar sakit karena masuknya air yang bersarang terlalu lama di dalam lubang telinga. Orang-orang di tempatku bahkan bercerita bahwa penyakit ini muncul karena kami sering memakan buah kenari mentah, yang masih berwarna hijau dan daging buahnya masih lunak bahkan kadang-kadang cair seperti kelapa muda.
Di depan trotoar jalan dekat rumah memang tumbuh sebatang pohon kenari yang sangat besar, kalau di Wanayasa kebanyakan yang tumbuh adalah pohon asam, di depan rumah kami justru pohon kenari itu yang banyak tumbuh. Buahnya hampir tak pernah berhenti, dan jika musimnya tiba, maka buah-buah kenari itu akan menghitam dan berjatuhan di jalanan, bahkan kadang-kadang terlindas kendaraan yang lewat. Jika tak remuk benar, kami memunggutnya dan dengan menggunakan tangkai korek atau ranting pohon kami mencungkil isinya yang berwarna putih, yang terselip diantara cangkang berwarna krem. Begitulah, pohon kenari besar itu selalu menjadi hiburan kami, dan ketika sore hari saat mobil-mobil tak lagi melintas, kami berlomba melempari buah-buahnya yang bergantung berwarna hitam dengan batu. Jika gagal batu itu akan melayang dan mendarat langsung di tanah terminal atau stamplat colt itu, yang berada persis diseberang jalan dan jika sore hari juga tak dihuni lagi oleh kendaraan angkutan umum itu.
Aku sebenarnya cuma mau menceritakan kisah ini sebagai kenangan, karena gara-gara hal ini aku kemudian bertengkar, berkelahi dan lebih mencintai adik-adikku. Semuanya saling berhubungan karena kisah ini menyangkut adikku sendiri.
Aku tak tahu pasti bagaimana mulanya adikku menderita sakit ini, apakah karena rumah yang tak sehat atau karena mengkonsumsi makanan tertentu yang membuat sakitnya timbul. Tapi ibuku sangat rajin mengobatinya, dengan berbagai cara hampir semua telah dicobanya, mungkin kedokter spesialis saja yang belum, karena mungkin beranggapan ini hanya sakit biasa, atau juga karena mahal dan ketiadaan biaya. Jika sudah tak bisa diatasi, ibuku biasanya membersihkan telinga adikku dan menyumbatnya dengan kapas, sehingga jika ada sesuatu yang keluar tidak terlihat orang atau mengganggu orang. Tapi kadang-kadang cairan itu banyak sekali keluar, sehingga adikku kewalahan dan kemudian membuang kapas penyumbat telinganya yang telah basah. Dan tanpa disadari keluarlah cairan itu membasahi bajunya, Jika begitu aku biasanya memintanya pulang untuk diobati, tapi jika tak terlihat olehku maka dibiarkannya telinga itu apa adanya.
Beberapa anak yang merasa terganggu seringkali protes, meskipun tak tercium bau tetap saja mengolok-olok. Dalam beberapa kejadian aku membiarkan, maksudku aku berpura-pura tak peduli, tapi kalau sudah keterlaluan, aku pasti membela adikku. Dan jika itu terjadi tak jarang aku harus berkelahi, untuk memperingatkan siapapun untuk tidak mengejek adikku. Karena penyakit itu sebenarnya sesuatu yang tak kami harapkan tapi namanya penyakit, tak bisa ditahan dan tak bisa memilih, begitulah. Sebenarnya untuk berkelahi aku tak berani benar, cuma karena membela adikku dan terpaksa aku melakukannya.
Dengan model "perhatianku" yang sedikit aneh itu, beberapa temanku merasa takut dan tak berani macam-macam. dan gilirannya aku yang selalu mengingatkan adikku untuk berhati-hati dan kalau memang sedang parah sakitnya aku minta adikku pulang untuk diobati. Aku juga selalu mengingatkan adikku untuk tak memakan kenari mentah, meskipun aku tak yakin apakah memang itu penyebabnya, tetap saja aku kuatir dan melarangnya memakannya, agar sakitnya tak bertambah parah.
Kisah itu juga mengingatkan aku pada kasih sayang ibuku pada kami semua, meskipun kami terbilang bandel dan nakal, tapi ibuku tetaplah seorang ibu yang dengan marah dan kesalnya tetap saja menunjukkan beliau sangat mencintai kami. Apalagi jika aku melihat dengan rajin dan sabar ibu mengobati telinga adikku, aku duduk di sampingnya sambil melihat ibu membersihkan dan bertanya-tanya meminta perhatian ibu, kenapa bisa timbul penyakit yang diderita adikku, ibuku dengan jawaban sederhana berusaha menjawab keingintahuan kami, meskipun jawabannya bisa benar atau tidak, kami tetap mengiyakannya sebagai jawaban yang paling benar.
Ketulusan dan kasih sayang ibuku, adalah sesuatu yang paling aku rasakan menyentuh hati, setiap kali mengingat kisah ini. Karena ketika itu ibuku single parent, jauh dari ayah yang entah kuliah atau tengah bekerja dimana aku tak ingat dengan pasti. Hanya saja aku selalu melihat ibuku berjuang sendiri, mengawasi, memperhatikan, menyayangi kami dengan caranya sendiri. Jika orang kadang-kadang melihat ibuku bertindak keras, bisa jadi karena sayangnya kepada kami atau suasana hati yang kadang-kadang tak bisa disembunyikannya. Aku harusnya menyadari hal ini sejak dulu, sehingga tak membuat ibuku marah dan bersedih hati. Tapi kami saat itu hanyalah anak-anak yang senang bermain, tak peduli apapun nasehat yang baik buat kami.
Apapun yang bisa kuingat dari kisah ini, semakin membuat aku mencintai ibuku, dan semakin membuat aku memahami adik-adikku, Pelajaran tentang "hidup" yang aku pelajari langsung dari "guruku" yang juga sekaligus ibuku.
(Ketika aku cari tahu , ternyata penyakit ini adalah "radang telinga bagian tengah" terjadi perforasi atau lubang sehingga cairan keluar dari telinga, apalagi kalau sedang pilek. Pengobatan sederhananya dengan menjaga jangan masuk air ke dalam telinga dan selalu membersihkannya, persis seperti yang selalu ibuku lakukan dan jika parah terpaksa harus mengoperasinya dengan melakukan tympanoplasti atau menutup lubang perforasi tadi.)
Curek! ; Ear and Inflammation?
by hans@acehdigest
I do not know exactly why, because this type was so sick I know for sure. Whether caused by an infection in the ear drum, or just simply sick because of water ingress that nest too long in the ear hole. The people at my place even told me that this disease arises because we often eat the fruit raw walnuts, which are still green and soft flesh is still liquid even at times like a young coconut.
On the sidewalk in front of the house is near the walnut tree grows very large, if at Wanayasa is mostly grown tamarind tree, in front of our house it was a lot of walnut trees grow. The fruit is almost never stops, and if the season comes, the fruit of the walnut will darken and fall in the street, sometimes even run over by vehicles. If not completely crushed, we pick and by using a match stalk or twig that we gouged it white, which is tucked among the cream-colored shell. Thus, a large walnut tree that has always been our entertainment, and when the late afternoon when the cars are no longer passing, we race threw its fruits are black with a stone depends. If it fails it will levitate rocks and landed directly in the ground terminal or stamplat colt, which is directly across the street and if the evening is also no longer inhabited by public transportation vehicles it.
I actually just wanted to tell this story as a memory, since because of this I then argue, fight and much loved brother. Everything is interconnected because this story about my own brother.
I'm not sure how this was originally my brother's illness, whether due to an unhealthy house or by ingestion of certain foods that make the pain arises. But my mother was very diligent to treat it, in many ways almost all had tried, perhaps medicine specialist who has not, as they may think this is just plain sick, or too expensive and because of the absence of cost. If it is not able to overcome, my mother and my brother usually clean the ear with a cotton plug, so if something does not look out of people or annoy people. But sometimes it's a lot of fluid out, so my brother was overwhelmed and then discard the cotton ear plugs that have been wet. And without realizing it's fluid out wet clothes, If so I usually ask him home for treatment, but if not it seemed to me then let's ear it is.
Some children who feel disturbed often protest, though it still smells of ridicule. In several instances I let, I mean I do not pretend care, but when it's outrageous, I would defend my brother. And if it happens not infrequently I have to fight, to warn anyone to not mock my brother. Because the disease is actually something that we expected but did not name the disease, can not be arrested and can not choose, that is. Actually I did not dare to fight really, just for defending my brother and I had to do it.
With the model of "attention" a little strange, some of my friends did not dare to feel fear and all sorts. And turn, I always remind my brother to be careful and if it is severe pain I asked my brother to go home for treatment. I also always remind my brother to not eat raw walnuts, though I'm not sure if that was the cause, still I worried and forbid eating it, so that the pain was getting worse.
The story also reminds me of my mother's affection to all of us, although we were somewhat stubborn and mischievous, but she remains a mother who was angry and upset with the show she still loves us. Especially when I look at it diligently and patiently treating mothers ear my brother, I sat beside her as saw my mother cleaning and wondering calls attention to the mother, why can develop the illness my brother, my mother tried to answer with a simple answer to our curiosity, although the answer could be true or not, we still say yes as the most correct answers.
Sincerity and love my mother, is something I feel most touching, each time remembering this story. Because when my mother was a single parent, away from either college or a father who was working where I do not remember for sure. It's just that I always saw my mother to fend for themselves, watching, watching, loving us in his own way. If people are sometimes hard to see her act, it could be because unfortunately to us or a mood that sometimes can not hide. I should have realized this long ago, so it does not make her angry and sad. But we then just children who love to play, no matter what good advice for us.
Whatever I can remember from this story, the more I love my mother makes, and more to make me understand my brother, Lessons of the "life" that I learned directly from the "teacher" who was also at the same time my mother.
(When I find out, it turns out this disease is "inflammation of the middle ear" occurs perforations or holes so that the fluid out of the ear, especially if a cold. Treatment should not simply by keeping the entry of water into the ear and always clean, just like my mother always do and if severe forced to operate by doing tympanoplasti or perforation hole was closed.)
Label
10 tahun tsunami.
(1)
2013
(1)
acehku
(1)
Adikku.
(1)
Aku
(5)
Among-among
(1)
Anak-anak
(1)
Anak-Anak Dikutuk
(1)
Angka ajaib
(1)
aqiqahku
(1)
Ayahku
(1)
babak baru
(1)
bakso
(1)
Barzanji
(1)
batu cincin
(1)
belimbing
(1)
Belut Loch Ness
(1)
Belut Sawah; Mancing Belut
(1)
Bibiku
(2)
bioskop misbar
(1)
birtdhday party
(1)
bisnis keluarga
(1)
busur dan panah
(1)
cafe
(1)
capung
(1)
Celengan bambu
(1)
China's Neighbords
(1)
Cibugel 1979
(1)
Cibugel Sumedang
(2)
cinta bunda
(1)
coffee
(1)
cracker
(1)
Curek; Inflammation
(1)
Dapur nenek
(1)
dejavu
(1)
Dian Kurung
(1)
distant relatives
(1)
Dremolem Or Dream Of Land
(1)
es dogger
(1)
es goyang
(1)
es serut
(1)
Fried Sticky Rice
(1)
Gadis Kecil
(1)
gambar desain
(1)
gambarku
(1)
Gandrung Mangu
(2)
golek;nugget cassava
(1)
harmonika kecilku
(1)
Ibuku
(11)
Ibuku Atau Kakakku?
(1)
Ikan
(2)
ikan dan ular
(1)
iseng
(1)
jalan kolopaking
(2)
Jalan Kusuma
(2)
jangkrik Jaribang Jaliteng
(1)
Jenang Candil
(1)
jogging
(1)
Juadah
(1)
Juz Amma
(1)
kakek dan nenek
(3)
kakekku
(3)
kecelakaan fatal
(2)
kelahiranku
(1)
Kelas Terakhir; the last class
(1)
Kembang api
(1)
kenangan
(1)
Kerupuk Legendar
(1)
kilang padi
(1)
Klapertart Cake
(1)
kolam ikan masjid
(1)
koleksi stiker
(1)
koleksi unik
(1)
koplak dokar dan colt
(1)
kota kecil dan rumahku
(1)
Kue tape
(1)
Kutawinangun
(1)
Lanting
(1)
Lebaran
(1)
little cards
(1)
Loteng rumah
(1)
lotere
(1)
lottery
(1)
mainan anak-umbul
(1)
makan
(1)
makkah
(1)
Malam Jum'at
(1)
Mancing Belut
(1)
masa kecil
(11)
masa kecil.
(1)
masa lalu
(3)
masjid kolopaking
(1)
meatballs
(1)
Mengaji
(1)
menu berbuka
(1)
Mercon
(1)
Minum Dawet
(1)
morning walk
(1)
my
(1)
my birth
(2)
my first notes
(6)
my mom
(4)
my note
(27)
Nama ibuku
(1)
Nenek Sumedang
(1)
new round
(1)
new year
(2)
others notes
(1)
ours home
(1)
padi sawah wetan
(2)
pande besi
(1)
Papan Tulis
(1)
Pasar dan Ibuku
(1)
Penculik dan Bruk
(1)
Pencuri
(1)
Perayaan
(1)
Perjalanan 25 Tahun Bag. Pertama
(1)
personal
(1)
Puasa
(3)
radio transistor
(1)
ramadhan
(1)
Roti dan Meriam Kauman
(1)
Rumah Ban
(1)
Rumah Kakek dan Nenek
(5)
rumah karang sari
(1)
rumah kecil di pojok jalan
(4)
rumah kelinci
(1)
rumah kutawinangun
(1)
Rumah Pojok
(1)
rumahku
(1)
Sarapan Apa Sahur?
(1)
saudara jauh
(1)
sawah utara
(1)
sawah wetan
(2)
SD Kebumen
(1)
Sepeda dan Meteor
(1)
shake es
(1)
shalat jamaah
(1)
sintren
(1)
special note
(1)
Starfruit for Mom
(1)
Stasiun Kereta Api
(2)
Sumedang 1979
(1)
Sungai Lukulo.
(1)
tahun awal
(17)
tahun baru
(1)
Taman Kanak-kanak
(1)
Tampomas I
(1)
tanteku
(2)
Tetangga Cina
(1)
The magic Number
(1)
tradisional
(1)
tsunami 2014
(1)
Ulang tahun
(1)
Visionary grandpa
(1)
Wayang Titi
(1)