Di sampingnya, berbatas dengan tembok berdiri sebuah warung juga terbuat dari bambu dengan bagian samping dan depannya dibiarkan terbuka. Menunya ketan hitam, di hidang di sebuah piring kecil, urutannya ketan hitam dimasukan ke piring ditambahkan santan kental, kata nenek itu sari santan, biasanya diperas dari kelapa tanpa dicampur dengan air, jadi betul-betul kental.
Seingatku ibuku beberapa kali mengajakku ke warung itu, aku lupa namanya. menurutku harganya sedikit mahal buat kantong kami yang pas-pasan. jadi setiap kali berkunjung kesana menjadi moment sangat spesial buatku. di tahun-tahun setelah aku menjadi rindu untuk mencicipi menu itu lagi. dan begitupun ketika lama kemudian, aku begitu menyukai ketan hitam dan bermacam jenis bubur.
Kembali ke soal bioskop tadi, sebenarnya bangunan itu bangunan tua, dari luar tampak depan seperti bangunan besar, tapi dikiri kananya hanya ditutup lembaran seng dan panjang dinding hanya sebatas panjang seng itu. dan uniknya bangku didalamnya bukan berupa bangku duduk yang berlapis jok, tapi hanya bilah papan panjang yang dipaku dengan potongan kelapa. dan bagian atasnya langsung berbatas dengan langit, jadi selagi menonton bioskop kita masih bisa menikmati bintang dan bulan. dan lebih parah lagi jika hari hujan maka berrhamburanlah para penonton dari guyuran hujan. makanya dinamakan juga gerimis bubar alias misbar.
Dan kenangan pertamaku ketika diajak kakek menonton misbar itu, kami menonton film mandarin, tujuh pendekar sakti, film itu berkisah tentang para pendekar dengan beragam jurus sesuai dengan jenis binatang yang disukainya, maka diantara tujuh pendekar itu ada yang mengusai jurus harimau, jurus bangau, jurus elang dan bermacam jurus lainnya.
Kenangan itu terus membekas, karena sebenarnya kunjungan itu bukan sekedar kunjungan biasa, karena disaat-saat istimewa itu, aku bisa bersama-sama dan berakrab-akrab dengan kakek, dengan ibuku dan menikmati jalan-jalan untuk membebaskan penat dan jenuh setelah seharian dipenuhi dengan bermacam aktifitas yang melelahkan hati dan pikiran.