Jaraknya kurang lebih 1 kilo dari rumahku di kusuma 31. Untuk main kesana harusnya pakai sepeda, tapi karena aku memang tak pernah punya, aku mencobanya berjalan kaki. Lurus dari arah rumah melintas di persimpangan jalan Kolopaking, dan lurus lagi akan sampai dibundaran simpang 5 tengah kota. Dari tugu lawet, melalui jalur kiri aku berjalan lurus kearah timur, dari situ aku tinggal berjalan setengah kilo lagi.
Stasiun itu memiliki dua jalur rel yang memotong jalan raya di dekat sokalah tanteku Muhibbah. tante hampir setiap hari melewati stasiun itu, jadi kalau aku ajak jalan-jalan kesana pasti ditolaknya.
Beberapa tanda pelintasan kereta api dan rumah kecil penjaga pintu berada di pemandangan paling depan dari stasiun itu. Aku harus memilih diantara dua jalan untk masuk kesana, dari samping jalan penjaga pintu kereta api, menelusuri stasiun sampai ke peron atau memilih jalan disebelah kiri rel kereta api untuk sampai ke dalam stasiun.
Hampir semua stasiun kita rata-rata sudah tua, dengan ciri khas dan bau yang sama, deretan para pedagang berada disetiap pinggiran rel kereta api. Mereka menjual pecal dan lainnya. Aku punya kisah aneh dengan kereta api, karena aku tak ingat apakah memang begitu ceritanya? atau sebenarnya cuma rekaanku saja.
Ketika itu aku masih duduk dikelas satu, tiba-tiba melintas di pikiranku untuk main ke tempat nenek-ku yang jauh di Gandrung Mangu, karena dalam pikiranku tak sulit untuk bisa kesana, asal sudah bisa masuk ke dalam kereta api pastilah sampai. Apalagi kereta api berhenti di hampir setiap stasiun yang lumayan besar termasuk Gandrung Mangu, pastilah ketika sampai disana kereta api juga akan berhenti dan aku tinggal melompat turun. Sewaktu aku melakukan perjalanan ini aku tak mengajak adikku, karena kuatir terjadi apa-apa di jalan.
Aku berangkat pagi-pagi minggu, menuju stasiun, bersembunyi di dalam gerbong, karena aku tak membawa uang untuk membeli karcis dan kemudian waktu kereta mau berangkat, aku pindah ke ruang masinis dan minta duduk disana dengan berbasa-basi.
Maka jadilah aku memulai perjalanan kereta api itu untuk pertama kalinya, sendirin. Tentu saja seperti yang kuduga semula kereta kemudian berhenti di stasiun gandrung mangu, apalagi aku duduk disamping masinis, yang langsung bilang begitu kereta hampir memasuki darerah gandrung mangu. Aku ingat masinisnya berpesan, segera pulang ketemu nenek dan besok tak boleh pergi sendirian.
Akibat ulahku rumah heboh, karena hingga sore aku belum juga pulang apalagi biasanya siang hari aku pulang untuk makan siang, maka pulangnya aku diantar ke stasiun dan dipastikan aku duduk dengan benar di tempat masinis dan dipastikan juga diantar pulang sampai kerumah. Ketika kemudian sampai ke kebumen aku tak ingat, apakah aku kemudian diantar dengan naik sepeda oleh orang stasiun atau aku berjalan kaki sendiri, atau dicarikan becak dan dipastikan sampai ke alamat yang sudah dipesan oleh masinis.
Ketika itu sebenarnya keinginanku cuma mau main ke rumah nenek karena kerinduan anak kecil dengan neneknya, tapi aku tak punya uang jadi aku coba cara yang paling mudah duduk di ruang masinis ketika kereta mau jalan. Tujuanku ke Gandrung Mangu, karena aku suka dengan Lanting, sejenis snack gurih, berukuran kecil berbentuk berbentuk angka delapan berbahan baku ubi yang memang paling khas ada di gandrung mangu, terutama yang dibuat persis di sebelah barat rumah nenek, rasanya asam-asam gurih karena ubimya setelah diparut, didiamkan beberapa saat yang membuat ada perubahan rasa yang menjadi ciri khas lanting itu, dan ciri khas tradisional itu yang selalu membuat makanan itu menjadi khas Gandrung dan membuat aku ketagihan. Karena belakangan ketika Lanting dimodifikasi rasanya menjadi terlalu renyah dan tak asli lagi seperti ketika aku kecil dulu.
Railway Station Kebumen
by hans@acehdigest
The distance is approximately 1 pound from my home in kusuma 31. To play there ought to wear a bicycle, but because I never had, I tried it on foot. Straight from the house passed Kolopaking crossroads, and straight again will get to the roundabout junction 5 downtown. From the monument lawet, through the left path I walked straight towards the east, from where I live to walk half a kilo more.
The station has two rail lines that cut the highway near my aunt school. aunt almost every day through the station, so if I take a walk there must be rejected.
Some railroad crossing sign and a small house doorman at the front view of the station. I had to choose between two roads remedy go in there, from the side street railway porter, browse to the station platform or choose the path to the left of the railroad to get to the station.
Almost all of our stations are old on average, with typical and smell the same, the merchants are in every rows of railroad suburb. They sell pecal and others. I have a strange story by train, because I do not remember whether it was the story? or actually just my imagination.
When I was sitting in class one, it suddenly flashed in my mind to play to where my grandmother is far Gandrung Mangu, because in my mind is not difficult to get there, the origin was able to get into the train must have been up to. Moreover, the train stopped at almost every station a sizable including Gandrung Mangu, must have been when I got there the train will also stop and I just jumped down. When I make this trip I did not invite my brother, for fear that anything happens on the road.
I leave early weeks, to the station, hiding in the car, because I did not bring money to buy a ticket and then when the train was leaving, I moved to the machinist and ask to sit there with pleasantries.
So I became a train journey for the first time, alone. Of course, as I think originally the train then stops at the station devoted to Gandrung Mangu, especially since I'm sitting beside the driver, who immediately said that the train entered the area almost Gandrung Mangu. I remember the engineer advised, go home see grandma and tomorrow should not be left alone.
As a result of my doing home excited, because until the afternoon I still had not come home much less often during the day I came home for lunch, then return I was escorted to the station and confirmed I was sitting right in the cab, and certainly also driven home to home. When then get to Kebumen I do not remember whether I was then escorted to ride a bike by the station or I walk alone, or looked for rickshaw and certainly up to the addresses that have been ordered by the engineer.
When it's actually just want to play my desire to grandma's house because of the desire of small children with her grandmother, but I had no money so I tried the easiest way to sit in the driver when the train going the road. My goal is to Gandrung Mangu, because I like to Lanting, a type of savory snacks, small figure-eight shaped form made from raw potatoes that are most typical in the Gandrung Mangu, especially those made just west grandmother's house, acids taste sweet tasty because after grated, silenced for a moment that made no change in taste that characterizes lanting it, and the traditional characteristics that always made it a typical Gandrung food and made me addicted. Since the latter is modified when Lanting feels like to be too crunchy and not original anymore like when I was a kid.
Label
10 tahun tsunami.
(1)
2013
(1)
acehku
(1)
Adikku.
(1)
Aku
(5)
Among-among
(1)
Anak-anak
(1)
Anak-Anak Dikutuk
(1)
Angka ajaib
(1)
aqiqahku
(1)
Ayahku
(1)
babak baru
(1)
bakso
(1)
Barzanji
(1)
batu cincin
(1)
belimbing
(1)
Belut Loch Ness
(1)
Belut Sawah; Mancing Belut
(1)
Bibiku
(2)
bioskop misbar
(1)
birtdhday party
(1)
bisnis keluarga
(1)
busur dan panah
(1)
cafe
(1)
capung
(1)
Celengan bambu
(1)
China's Neighbords
(1)
Cibugel 1979
(1)
Cibugel Sumedang
(2)
cinta bunda
(1)
coffee
(1)
cracker
(1)
Curek; Inflammation
(1)
Dapur nenek
(1)
dejavu
(1)
Dian Kurung
(1)
distant relatives
(1)
Dremolem Or Dream Of Land
(1)
es dogger
(1)
es goyang
(1)
es serut
(1)
Fried Sticky Rice
(1)
Gadis Kecil
(1)
gambar desain
(1)
gambarku
(1)
Gandrung Mangu
(2)
golek;nugget cassava
(1)
harmonika kecilku
(1)
Ibuku
(11)
Ibuku Atau Kakakku?
(1)
Ikan
(2)
ikan dan ular
(1)
iseng
(1)
jalan kolopaking
(2)
Jalan Kusuma
(2)
jangkrik Jaribang Jaliteng
(1)
Jenang Candil
(1)
jogging
(1)
Juadah
(1)
Juz Amma
(1)
kakek dan nenek
(3)
kakekku
(3)
kecelakaan fatal
(2)
kelahiranku
(1)
Kelas Terakhir; the last class
(1)
Kembang api
(1)
kenangan
(1)
Kerupuk Legendar
(1)
kilang padi
(1)
Klapertart Cake
(1)
kolam ikan masjid
(1)
koleksi stiker
(1)
koleksi unik
(1)
koplak dokar dan colt
(1)
kota kecil dan rumahku
(1)
Kue tape
(1)
Kutawinangun
(1)
Lanting
(1)
Lebaran
(1)
little cards
(1)
Loteng rumah
(1)
lotere
(1)
lottery
(1)
mainan anak-umbul
(1)
makan
(1)
makkah
(1)
Malam Jum'at
(1)
Mancing Belut
(1)
masa kecil
(11)
masa kecil.
(1)
masa lalu
(3)
masjid kolopaking
(1)
meatballs
(1)
Mengaji
(1)
menu berbuka
(1)
Mercon
(1)
Minum Dawet
(1)
morning walk
(1)
my
(1)
my birth
(2)
my first notes
(6)
my mom
(4)
my note
(27)
Nama ibuku
(1)
Nenek Sumedang
(1)
new round
(1)
new year
(2)
others notes
(1)
ours home
(1)
padi sawah wetan
(2)
pande besi
(1)
Papan Tulis
(1)
Pasar dan Ibuku
(1)
Penculik dan Bruk
(1)
Pencuri
(1)
Perayaan
(1)
Perjalanan 25 Tahun Bag. Pertama
(1)
personal
(1)
Puasa
(3)
radio transistor
(1)
ramadhan
(1)
Roti dan Meriam Kauman
(1)
Rumah Ban
(1)
Rumah Kakek dan Nenek
(5)
rumah karang sari
(1)
rumah kecil di pojok jalan
(4)
rumah kelinci
(1)
rumah kutawinangun
(1)
Rumah Pojok
(1)
rumahku
(1)
Sarapan Apa Sahur?
(1)
saudara jauh
(1)
sawah utara
(1)
sawah wetan
(2)
SD Kebumen
(1)
Sepeda dan Meteor
(1)
shake es
(1)
shalat jamaah
(1)
sintren
(1)
special note
(1)
Starfruit for Mom
(1)
Stasiun Kereta Api
(2)
Sumedang 1979
(1)
Sungai Lukulo.
(1)
tahun awal
(17)
tahun baru
(1)
Taman Kanak-kanak
(1)
Tampomas I
(1)
tanteku
(2)
Tetangga Cina
(1)
The magic Number
(1)
tradisional
(1)
tsunami 2014
(1)
Ulang tahun
(1)
Visionary grandpa
(1)
Wayang Titi
(1)