Sebenarnya aku bukan cucu pertama, tapi aku bisa mengingat betapa meriahnya pesta aqiqahku. Aqiqah adalah bentuk ungkapan syukur atas kelahiran bayi, yang aku tahu jika anaknya laki-laki disunahkan memotong kambing dua ekor, sedangkan jika bayinya perempuan, aqiqahnya satu ekor saja. Selama aku tinggal di kampung ayahku, aku biasanya menemani kakek menggembala kambing dan berkebun, sebagai imbalannya aku mendapatkan seekor kambing jantan yang super besar, hingga besarnya melampui tinggiku, karena ketika itu aku belum lagi sekolah.
Kandangnya terletak di sebelah kiri rumah, didekat pintu masuk dapur. Menjelang magrib biasanya kumpulan kambing yang menurutku luar biasa banyaknya, bahkan hampir seratusan memenuhi hampir seluruh halaman di sebelah kiri rumah tadi, termasuk juga kambing super besarku itu. Aku bahkan seringkali tidak tampak jika sudah tergabung dengan kerumunan itu, hilang di telan tingginya kumpulan ternak itu, padahal aku lumayan tinggi untuk ukuran anak laki-laki. Karena kakekku juga lumayan tinggi, berbeda dengan nenek yang mungil tapi sangat sigap, begitu menurutku.
Aku tak begitu ingat tentang ibuku, ketika aku kecil tinggal di kampung ayah, apakah ibu juga selalu tinggal denganku?, tapi sepanjang yang bisa kuingat aku jarang melihat ibuku di rumah kakek. Biasanya aku diantar dan dibiarkan disana untuk sekian waktu. Karena dikampung ada nenek, anak-anak pengajian yang setiap malam memenuhi rumah kakek dan juga sepupu dari adik ayah jadi aku tak pernah merasa kesepian. Kampung juga punya banyak tempat bermain, kebun timun, sungai, mainan tradisional, pohon karsen di depan rumah dan jalanan yang panjang dan luas yang masih dipenuhi sawah dan tanaman tinggi juga menjadi hiburan buatku yang anak pinggiran kota.
Kembali ke cerita aqiqah, kambing super besarku itu pada hari yang ditentukan, akhirnya direncanakan untuk di potong sebagai syarat aqiqahku. Aku ingat waktu itu aku tak bisa menahan kesedihan karena harus kehilangan kambing istimewa itu. Kakekku bilang sebagai salah seorang cucu yang disayangi kakek, aku sudah dipilihkan kambing istimewa, karena sudah diniatkan jadi tidak bisa diganti dengan kambing lain. Jadi sore menjelang kambing itu dipotong, aku bermain dan memberinya makan untuk terakhir kalinya dan waktu dipotongnya aku tak tega melihatnya, bahkan malamnya ketika kambing itu sudah disajikan sebagai makanan aku masih enggan untuk memakannya.
Perayaan aqiqah itu meriah sekali, bahkan hingga larut malam, karena banyaknya anak-anak yang mengaji yang sekalian diundang ikut khanduri dan membaca doa. Kami duduk-duduk di beranda rumah di atas risban, kursi panjang dari bambu. Bercerita tentang banyak hal, termasuk cerita hantu yang menjadi kesukaan anak-anak mengaji, karena mereka tahu aku sangat takut dengan hantu. Sehingga aku menjadi bahan candaan mereka.
Aqiqah Party
by hans@acehdigest
Actually I'm not the first grandchild, but I can remember my aqiqah swing party. Aqiqah is a form of gratitude for the birth of a baby, which I know if his son, the sunnah cut the two goats, whereas if it's a girl, that aqiqah one only. As long as I live in my father's village, I usually accompany my grandfather herding goats and gardening, in return I get a billy goat that is super great, until the amount exceeded the tall, because when I have school again.
Cage located on the left of the house, near the kitchen entrance. Before sunset is usually a collection of goats which I think is enormous, even almost a hundred took up almost the entire page to the left of the house before, including goat's super big. I often do not even look if it is joined with the crowd, lost in the high herd swallow it, and I pretty tall for a boy. Because my grandfather was also quite high, in contrast to a grandmother whose a tiny but very swiftly, so I think.
I do not really remember about my mother, when I was little my father lived in the village, whether the mother also always stay with me?, But as far as I can remember I rarely saw my mother in my grandfather's house. Usually I brought and left there for a long time. Because there grandmother village, teaching children that meets the grandfather's house every night and also a cousin of my father's sister so I never feel lonely. The village also has many places to play, garden cucumber, rivers, traditional toys, karsen tree in front of houses and roads are long and wide are still filled with paddy fields and tall plants also became for me a child entertainment suburbs.
Back to the story aqiqah, super big goat on the appointed day, eventually planned to be cut as a condition my aqiqah. I remember that time I could not stop the grief of losing that special goat. My grandfather told me as one of his grandchild who loved grandfather, I've chosen a special goat, because it was intended so it can not be replaced with another goat. So the afternoon before the goat was cut I play, feed my goat for the last time and I could not bear to see it cut, even at night when the goat had been presented as the food I'm still reluctant to eat it.
Aqiqah celebration was festive, even until late at night, because of the many children who chant are all invited to participate khanduri and read prayers. We sat on the porch of a house on risban, the length of bamboo chairs. Tell about many things, including a ghost story that became a favorite with the children chant, because they know I am very afraid of ghosts. So I became their ribbing joke.
Label
10 tahun tsunami.
(1)
2013
(1)
acehku
(1)
Adikku.
(1)
Aku
(5)
Among-among
(1)
Anak-anak
(1)
Anak-Anak Dikutuk
(1)
Angka ajaib
(1)
aqiqahku
(1)
Ayahku
(1)
babak baru
(1)
bakso
(1)
Barzanji
(1)
batu cincin
(1)
belimbing
(1)
Belut Loch Ness
(1)
Belut Sawah; Mancing Belut
(1)
Bibiku
(2)
bioskop misbar
(1)
birtdhday party
(1)
bisnis keluarga
(1)
busur dan panah
(1)
cafe
(1)
capung
(1)
Celengan bambu
(1)
China's Neighbords
(1)
Cibugel 1979
(1)
Cibugel Sumedang
(2)
cinta bunda
(1)
coffee
(1)
cracker
(1)
Curek; Inflammation
(1)
Dapur nenek
(1)
dejavu
(1)
Dian Kurung
(1)
distant relatives
(1)
Dremolem Or Dream Of Land
(1)
es dogger
(1)
es goyang
(1)
es serut
(1)
Fried Sticky Rice
(1)
Gadis Kecil
(1)
gambar desain
(1)
gambarku
(1)
Gandrung Mangu
(2)
golek;nugget cassava
(1)
harmonika kecilku
(1)
Ibuku
(11)
Ibuku Atau Kakakku?
(1)
Ikan
(2)
ikan dan ular
(1)
iseng
(1)
jalan kolopaking
(2)
Jalan Kusuma
(2)
jangkrik Jaribang Jaliteng
(1)
Jenang Candil
(1)
jogging
(1)
Juadah
(1)
Juz Amma
(1)
kakek dan nenek
(3)
kakekku
(3)
kecelakaan fatal
(2)
kelahiranku
(1)
Kelas Terakhir; the last class
(1)
Kembang api
(1)
kenangan
(1)
Kerupuk Legendar
(1)
kilang padi
(1)
Klapertart Cake
(1)
kolam ikan masjid
(1)
koleksi stiker
(1)
koleksi unik
(1)
koplak dokar dan colt
(1)
kota kecil dan rumahku
(1)
Kue tape
(1)
Kutawinangun
(1)
Lanting
(1)
Lebaran
(1)
little cards
(1)
Loteng rumah
(1)
lotere
(1)
lottery
(1)
mainan anak-umbul
(1)
makan
(1)
makkah
(1)
Malam Jum'at
(1)
Mancing Belut
(1)
masa kecil
(11)
masa kecil.
(1)
masa lalu
(3)
masjid kolopaking
(1)
meatballs
(1)
Mengaji
(1)
menu berbuka
(1)
Mercon
(1)
Minum Dawet
(1)
morning walk
(1)
my
(1)
my birth
(2)
my first notes
(6)
my mom
(4)
my note
(27)
Nama ibuku
(1)
Nenek Sumedang
(1)
new round
(1)
new year
(2)
others notes
(1)
ours home
(1)
padi sawah wetan
(2)
pande besi
(1)
Papan Tulis
(1)
Pasar dan Ibuku
(1)
Penculik dan Bruk
(1)
Pencuri
(1)
Perayaan
(1)
Perjalanan 25 Tahun Bag. Pertama
(1)
personal
(1)
Puasa
(3)
radio transistor
(1)
ramadhan
(1)
Roti dan Meriam Kauman
(1)
Rumah Ban
(1)
Rumah Kakek dan Nenek
(5)
rumah karang sari
(1)
rumah kecil di pojok jalan
(4)
rumah kelinci
(1)
rumah kutawinangun
(1)
Rumah Pojok
(1)
rumahku
(1)
Sarapan Apa Sahur?
(1)
saudara jauh
(1)
sawah utara
(1)
sawah wetan
(2)
SD Kebumen
(1)
Sepeda dan Meteor
(1)
shake es
(1)
shalat jamaah
(1)
sintren
(1)
special note
(1)
Starfruit for Mom
(1)
Stasiun Kereta Api
(2)
Sumedang 1979
(1)
Sungai Lukulo.
(1)
tahun awal
(17)
tahun baru
(1)
Taman Kanak-kanak
(1)
Tampomas I
(1)
tanteku
(2)
Tetangga Cina
(1)
The magic Number
(1)
tradisional
(1)
tsunami 2014
(1)
Ulang tahun
(1)
Visionary grandpa
(1)
Wayang Titi
(1)