Kurang lebih tiga atau empat bulan, aku tinggal di Cibugel, selama itu aku punya banyak kenangan, karena saat itu sebenarnya menjadi tahun-tahun terakhir aku bertemu dengan ibuku. Mungkin karena sejak awal ayahku tak mau membuatku banyak bertanya-tanya, jadi aku tak pernah dapat penjelasan dan alasan kenapa aku harus berada disana untuk waktu yang lama sebelum akhirnya aku berangkat ke aceh, karena ayahku mendapat undangan dari Pak Ali Hasmy almarhum untuk menjadi salah seorang dosen di IAIN Ar-Raniry.
Tahun itu juga menjadi tahun kesedihanku yang paling dalam karena pada akhirnya aku menyadari betapa jauhnya aku dengan ibuku, karena aku harus melintasi banyak pulau dan melakukan perjalanan kapal hingga 3 hari 4 malam untuk sampai ke serambi mekkah. Aku tetap merasa sendirian, sekalipun saat itu aku ditemani nenek dari pihak ayahku yang memang punya kedekatan secara personal denganku. Pada akhirnya ketika kemudian nenek juga pulang ke Gandrungmangu aku benar-benar merasa bahwa aku memang sendirian.
Ada perasaan menyesal yang terlambat aku rasakan, terutama ketika apada akhirnya nenek dan kakek juga meninggal dan aku tak juga bisa hadir kesana untuk menjenguknya terakhir kali.
Aku membayangkan betap berat ibuku menjalani semua kenyataan yang aku rasakan sendiri saja begitu berat, apalagi bagi seorang ibu yang harus kehilangan dan berjauhan dengan anaknya untuk waktu yang tak pernah bisa ditentukan. Kesedihan dan kenyataan itu yang membuatku pada akhirnya menjadi kebal rasa karena keinginan untuk bertemu ibuku yang tak pernah kesampaian.
Bahkan untuk waktu yang sangat lama, barulah kami memiliki cara untuk berkomunikasi melalui surat yang penuh rahasia. Meskipun di awal aku tak menyadari kenyataan betapa rumitnya memulai hubungan melalui surat itu karena persoalan menjaga hati orang lain. Aku juga kemudian menyadari mengapa komunikasi itu lama sekali baru kami lakukan, karena persoalan, barangkali karena aku masih anak-anak susah untuk menjaga rahasia dan berhati-hati, sehingga setelah beranjak dewasa barulah kami, maksudku aku dan ibuku memulai kemunikasi melalui surat tadi.
Cibugel dan Sumedang menjadi catatan sendiri buatku untuk waktu yang sangat panjang, karena sudah menjadi bagian kisah hidupku.
Cibugel, Sumedang 1978
by hans-acehdigest
Approximately three or four months, I lived in Cibugel, during which I have many memories, because when it's actually become the last years I met with my mother. Maybe because since the beginning of my father did not want to make many wonder, so I never could the explanation and the reason why I should be there for a long time before I finally went to Aceh, because my father received an invitation from Mr. Ali Hasmy the deceased to be one lecturer at IAIN Ar-Raniry.
That year also became the year's most in my grief because in the end I realized how far I was with my mother, because I have to cross many of the islands and ships to travel up to 3 days 4 nights to get to the porch mecca. I still feel alone, even when I accompanied my grandmother from my father's side who did have a personal closeness with me. In the end, when the then grandmother is also home to Gandrungmangu I really felt that I was alone.
There is a feeling of regret that late I'm feeling, especially when apada finally grandparents also died and I could also be present there to see him one last time.
I imagine my mother's heavy betap fact that I live all alone feeling so heavy, especially for mothers who have lost and far from his son for the time that could never be determined. The sadness and the realization that made me eventually become immune to feeling the desire to meet my mother who was never accomplished.
Even for a very long time, then we have a way to communicate through letters full of secrets. Although in the beginning I did not realize how complex reality to start a relationship through letters because the issue of keeping the hearts of others. I also then realized why communication is so new we do long, because the issue, perhaps because I was a child hard to keep secrets and be careful, so that after growing up before us, I mean me and my mother had started communication by mail.
Sumedang Cibugel and became its own record for me for a very long time, because it has become part of my life
Label
10 tahun tsunami.
(1)
2013
(1)
acehku
(1)
Adikku.
(1)
Aku
(5)
Among-among
(1)
Anak-anak
(1)
Anak-Anak Dikutuk
(1)
Angka ajaib
(1)
aqiqahku
(1)
Ayahku
(1)
babak baru
(1)
bakso
(1)
Barzanji
(1)
batu cincin
(1)
belimbing
(1)
Belut Loch Ness
(1)
Belut Sawah; Mancing Belut
(1)
Bibiku
(2)
bioskop misbar
(1)
birtdhday party
(1)
bisnis keluarga
(1)
busur dan panah
(1)
cafe
(1)
capung
(1)
Celengan bambu
(1)
China's Neighbords
(1)
Cibugel 1979
(1)
Cibugel Sumedang
(2)
cinta bunda
(1)
coffee
(1)
cracker
(1)
Curek; Inflammation
(1)
Dapur nenek
(1)
dejavu
(1)
Dian Kurung
(1)
distant relatives
(1)
Dremolem Or Dream Of Land
(1)
es dogger
(1)
es goyang
(1)
es serut
(1)
Fried Sticky Rice
(1)
Gadis Kecil
(1)
gambar desain
(1)
gambarku
(1)
Gandrung Mangu
(2)
golek;nugget cassava
(1)
harmonika kecilku
(1)
Ibuku
(11)
Ibuku Atau Kakakku?
(1)
Ikan
(2)
ikan dan ular
(1)
iseng
(1)
jalan kolopaking
(2)
Jalan Kusuma
(2)
jangkrik Jaribang Jaliteng
(1)
Jenang Candil
(1)
jogging
(1)
Juadah
(1)
Juz Amma
(1)
kakek dan nenek
(3)
kakekku
(3)
kecelakaan fatal
(2)
kelahiranku
(1)
Kelas Terakhir; the last class
(1)
Kembang api
(1)
kenangan
(1)
Kerupuk Legendar
(1)
kilang padi
(1)
Klapertart Cake
(1)
kolam ikan masjid
(1)
koleksi stiker
(1)
koleksi unik
(1)
koplak dokar dan colt
(1)
kota kecil dan rumahku
(1)
Kue tape
(1)
Kutawinangun
(1)
Lanting
(1)
Lebaran
(1)
little cards
(1)
Loteng rumah
(1)
lotere
(1)
lottery
(1)
mainan anak-umbul
(1)
makan
(1)
makkah
(1)
Malam Jum'at
(1)
Mancing Belut
(1)
masa kecil
(11)
masa kecil.
(1)
masa lalu
(3)
masjid kolopaking
(1)
meatballs
(1)
Mengaji
(1)
menu berbuka
(1)
Mercon
(1)
Minum Dawet
(1)
morning walk
(1)
my
(1)
my birth
(2)
my first notes
(6)
my mom
(4)
my note
(27)
Nama ibuku
(1)
Nenek Sumedang
(1)
new round
(1)
new year
(2)
others notes
(1)
ours home
(1)
padi sawah wetan
(2)
pande besi
(1)
Papan Tulis
(1)
Pasar dan Ibuku
(1)
Penculik dan Bruk
(1)
Pencuri
(1)
Perayaan
(1)
Perjalanan 25 Tahun Bag. Pertama
(1)
personal
(1)
Puasa
(3)
radio transistor
(1)
ramadhan
(1)
Roti dan Meriam Kauman
(1)
Rumah Ban
(1)
Rumah Kakek dan Nenek
(5)
rumah karang sari
(1)
rumah kecil di pojok jalan
(4)
rumah kelinci
(1)
rumah kutawinangun
(1)
Rumah Pojok
(1)
rumahku
(1)
Sarapan Apa Sahur?
(1)
saudara jauh
(1)
sawah utara
(1)
sawah wetan
(2)
SD Kebumen
(1)
Sepeda dan Meteor
(1)
shake es
(1)
shalat jamaah
(1)
sintren
(1)
special note
(1)
Starfruit for Mom
(1)
Stasiun Kereta Api
(2)
Sumedang 1979
(1)
Sungai Lukulo.
(1)
tahun awal
(17)
tahun baru
(1)
Taman Kanak-kanak
(1)
Tampomas I
(1)
tanteku
(2)
Tetangga Cina
(1)
The magic Number
(1)
tradisional
(1)
tsunami 2014
(1)
Ulang tahun
(1)
Visionary grandpa
(1)
Wayang Titi
(1)